Trik Mengaliri Rek. Bank Kamu Semaumu!!

Didukung Oleh:

Saturday, May 3, 2008

Kritik terhadap pertelevisian Indonesia

Yak, saya agak pusing cari topik sekarang, mau ngomongin Al Amin Nasution yang masuk tahanan, sampe urusan SLANK dengan DPR. Tapi rada males sih, secara saya masih imut-imut (baca : Baru 14 tahun, tidak pantas dijejali hal-hal bejat dan tidak berkualitas serta tidak bermoral) sampai kemaren, setelah membaca koran, saya melihat ada sebuah berita tentang KPI yang melayangkan pesawat terbang dari kertas protes terhadap 2 stasiun televisi di Indonesia, tentang acara yang menurut KPI (dan saya) juga tidak jelas, terlalu lama, sehingga membuat saya tertidur di Dunia… Mimpi.

Well, berdasarkan hal-hal seperti ini, saya ingin mengkritik semua televisi Nasional yang ada di Indonesia.

1. TVRI (Televisi Republik Indonesia)

Secara personal, saya menyukai konten dari TVRI, karena isinya itu kebanyakan edukatif (tidak seperti stasiun TV lain, yang mengaku mengusung visi misi pendidikan, tapi isinya sangat memalukan), tapi desainnya kebanyakan kurang bagus.
Desainnya kurang atraktif, kurang menawan, dan penonton sepertinya tidak tertarik menonton televisi yang sama sekali tidak ada daya tariknya.
Konten bagus, tapi kalau penyampaian tidak bagus, gak ada apa-apanya. Orang juga kurang tertarik.

Skala dari 1-10 : 4

2. TPI (Televisi Pembantu Pendidikan Indonesia)

OK, sekarang kita ada di TPI!! TPI adalah kepanjangan dari Televisi Pembantu Pendidikan Indonesia. Yah, saya terpaksa mengkritik yang ini habis-habisan. Isinya, BUKAN PENDIDIKAN! Isinya rata-rata menurut saya, tidak bermutu. Pantas untuk kalangan bawah ke bawah (karena lebih rendah dari menengah ke bawah). Bukan bermaksud untuk menyinggung para penonton, tapi isinya tidak ada yang bermutu. Kalau saya bisa mendeskripsikan isinya dalam 3 kata, kata itu adalah Dangdut, Dangdut dan Dangdut. Saya tahu, mungkin televisi in mengincar menengah ke bawah. Tapi, kontennya itu lo, menurut saya gak enak dilihat. Males banget. Terus, isinya juga kacau. Masih mending kalau Dangdutnya berkualitas, tapi, ini parah. Yang disuruh nyanyi, amatiran. Males banget. Gak niat. Terus, shownya itu juga lama…..banget. Parah deh. Paling parah, pas malem-malem, ada kuis GJ. Gak niat.

Skala dari 1-10 : 2

3. Indosiar

OK, salah satu TV yang agak sarap. Isinya rata-rata Super … Show, Super … Show, yang rata-rata sampe 6 jam. Dari jam 6-12, tiap hari. Terus, pembawa acaranya itu sama… terus. Bosen liat tampang mereka. Paling si 2 boncel, ama 1 kulkas 2 pintu. Bosen. Dulu sih sering, sekarang mah males. Terus, kalo nggak, siang-siang, pas ga ada hujan, ga becek tapi ada ojek, isinya malah sinetron klenik. Yang nonton, dan ngeliat efeknya itu sebagai beneran, sedang berada di Dunia… Khayal. Males bener. Efeknya tuh keren, hebat, disaingi oleh film Harry Potter. Luar biasa. Terus, di TV ini pula, hampir ga ada berita. Parah.

Skala dari 1-10 : 3

3. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)

TV yang satu ini, Beritanya bagus. Kartunnya lucu. But… Kelewatan sinetronnya. Bayangkan saja, saudara-saudara. Dari jam 6 sampai jam 11, isinya Sinetron… semua. Males bener, gak niat saya nontonnya. Sinetronnya rata-rata sama, paling-paling isinya satu orang anak yang berusaha memperjuangkan cintanya yang dihalang-halangi. Siapa sih yang bakal dibegoin oleh cerita yang sama ini? Banyak.
RCTI sepertinya lebih mementingkan rating daripada kualitas satu acara. Tapi, beritanya saya patut acungi jempol, dan Kartunnya iya. Acara-acara hiburan yang lumayan, meskipun mulai menjurus ke arah monoton, dan adanya acara kuis (ini sangat jarang di Indonesia). Tapi infotainmentnya juga kadang-kadang gak tahan. Ngegosipin artis aja, sehari acaranya banyak banget. Padahal, isinya sama semua. Overall… Masih OK.

Skala dari 1-10 : 7

4. SCTV (Surya Citra Televisi)

Yang ini, bener-bener bikin males. Gak tau kenapa, kayaknya ada faktor gender di sini. Saya, sebagai cowok, personally males banget nonton SCTV, kecuali beritanya. Yah, tapi kita lihat dari beritanya, sekarang kualitasnya menurun, karena studionya jadi di Senayan City. Mungkin ada suatu agreement di sana, tapi saya tetep gak enak nonton berita di SCTV sekarang, karena kadang-kadang suka terganggu oleh suara announcer di Senayan City. Kan berisik, dan saya juga kurang fokus.Terus, sinetronnya parah semua, isinya rata-rata diulang, dan… gak logis. Hampir gak sesuai dengan realita yang ada sekarang. Lalu, beberapa acara "Reality Show" yang ngebahas soal cinta mulu, setiap hari lagi. Males banget, kesan dibuat-buatnya ada, seolah-olah udah gak real lagi. Pernah ada suatu studi tentang hal-hal seperti ini, dan diketahui dari hasil penyelidikan, didapat bahwa sebagian besar (bukan semua) itu dibuat-buat, bisa dicurangi. Gak niat.

Skala dari 1-10 : 6

5. antv

Televisi yang sebagian besar sahamnya sudah dibeli oleh Star World ini, menunjukkan perubahan kualitas yang besar-besaran. Mungkin dulu anda pernah mendengar Super Deal 2 Milyar, tapi sekarang tidak terdengar gaungnya lagi. Shownya sudah ditutup (at least, sekarang saya gak pernah nonton lagi), dan diganti dengan berbagai acara gabungan jaman dulu dan sekarang, seperti Spontan, Bule Gila, Kena Deh!, dan lain-lain. Isinya rata-rata acara lawak semua, meskipun diselingi dengan beberapa berita dan drama seri. Yah, untuk televisi yang lagi on the move, lumayan.
Skala dari 1-10 : 6

6. Trans|7

Televisi ini dulu namanya TV 7. Setelah sahamnya diambil oleh Trans Corp, berubahlah namanya menjadi Trans|7. Isinya sih lebih mengarah ke penonton anak-anak, terlihat dari berbagai acaranya.
Dengan fokus ke anak-anak seperti ini, saya jadi agak bosan menontonnya. Cuma, saya sekarang tuh lagi agak BT dengan TV yang ini. Acara yang bernama Empat Mata, sekarang membuat saya agak bosan, karena slapstick yang sama terus. Jokenya ga jauh-jauh dari situ. Agak bosen juga ngelihat yang ini.

Skala dari 1-10 : 6

7. MetroTV

Televisi yang satu ini, konsisten dengan rencana awal, yaitu menjadi Televisi Berita Indonesia yang pertama. Tidak seperti televisi lain (You-Know-What) yang tidak konsisten dengan tujuan awalnya, televisi ini memang masih menayangkan berita. Sepertinya, hampir tidak ada yang perlu saya kritik, kecuali beberapa acara yag jam tayangnya agak malam, seperti Kick Andy, yang pas saya kemarin nonton, jam 10 baru mulai. Padahal saya kan agak ngantuk juga nonton jam segitu.

Skala dari 1-10 : 9

8. TransTV

Salah satu televisi yang lumayan muda jika dibandingkan dengan seniornya, TransTV mampu menyajikan acara yang seimbang antara berbagai macam aspek, seperti berita, film, sinetron, komedi, dan lain-lain. Tapi, sebagai televisi yang general, yang menyajikan semuanya dengan berimbang, ada beberapa hal yang kurang, yaitu, sedikitnya Reality Show dan Kuis, tapi infotainment di sini banyaknya luar biasa. Tapi, dengan komposisi yang sekarang, memang cukup berimbang.

Skala dari 1-10 : 8

9. tvOne

Televisi yang sudah berubah dan move on dari brand Lativi yang menayangkan kekerasan (Smack Down), dan mistis (banyak banget), mulai menunjukkan improvement yang hebat. Sekarang fokusnya bergeser dari arah kekerasan dan mistis ke arah berita dan olahraga. Improvement yang baik ini, cukup saya akui, dan pantas mendapat apresiasi.

Skala dari 1-10 : 6

10. GlobalTV

Dengan logo G yang diwarnai secara artistik, GlobalTV memfokuskan targetnya ke kaum muda dan anak-anak. Dengan support Nickelodeon dan MTV, GlobalTV berhasil tampil menunjukkan dirinya sebagai televisi untuk kaum muda. Hampir tidak ada yang bisa dikritik, kecuali jam tayang yang terlalu pagi. Sebagai contoh, MTV Ampuh, ditayangkan jam 10.30 setiap hari, pas jam sekolahan. Kalau begitu kan, tidak sesuai dengan target awal, yaitu kaum muda. Tapi, dalam keseluruhan, hampir tidak ada masalah.

Skala dari 1-10 : 6

diambil dari tulisan Mas Ivan Wangsa C.L.

Sunday, April 27, 2008

Budaya Korupsi dan Dekonstruksi Sosial

Dear Girls,

Waduh kayaknya yg fotonya tampang keibuan (jangan dibaca tampang tua lho…) cuman aku aja he3x ya dah klo gitu aku posting masalah orang tua dech, ngomongin perkara korupsi. Emang sich, klo korupsi ga ada habisnya tapi ya lumayan juga buat mengingatkan kita semua. Apalagi dengan adanya kasus akhir-akhir ini. Silahkan membaca kalau mau he3x

Budaya Korupsi dan Dekonstruksi Sosial

Oleh Musa Asyárie

KITA membaca dan mendengar bahwa Indonesia termasuk negara terkorup di dunia. Dan ketika kita melihat sendiri kenyataan yang ada di depan kita, ternyata korupsi telah melibatkan banyak kalangan, baik di pusat maupun di daerah, di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan tokoh masyarakat.

Kita pun jadi makin prihatin dan cemas, adakah pengusutan dapat dilakukan dengan tuntas dan adil? Cukup tersediakah aparat penegak hukum yang bersih untuk mengusutnya dengan adil, tepat, dan benar? Dan sampai kapan akan selesai?

Penegakan hukum serta pengusutan secara tuntas dan adil terhadap tindak korupsi memang harus dilaksanakan dan ditegakkan tanpa pandang bulu. Akan tetapi, kita pun harus memahami persoalannya secara lebih fundamental, agar menumbuhkan sikap arif untuk bersama-sama tak mengulang dan membudayakan korupsi dalam berbagai aspek kehidupan kita, sehingga tidak terjadi apa yang dikatakan "patah tumbuh hilang berganti, mati satu tumbuh seribu" seperti sel kanker ganas karena akarnya yang telah meluas, maka semakin dibabat semakin cepat penyebarannya.

Budaya korupsi

Indonesia adalah negara yang kaya, tetapi pemerintahnya banyak utang dan rakyatnya pun terlilit dalam kemiskinan permanen. Sejak zaman pemerintahan kerajaan, kemudian zaman penjajahan, dan hingga zaman modern dalam pemerintahan NKRI dewasa ini, kehidupan rakyatnya tetap saja miskin. Akibatnya, kemiskinan yang berkepanjangan telah menderanya bertubi-tubi sehingga menumpulkan kecerdasannya dan masuk terjerembap dalam kurungan keyakinan mistik, fatalisme, dan selalu ingin mencari jalan pintas.

Kepercayaan terhadap pentingnya kerja keras, kejujuran, dan kepandaian semakin memudar karena kenyataan dalam kehidupan masyarakat menunjukkan yang sebaliknya, banyak mereka yang kerja keras, jujur dan pandai, tetapi ternyata bernasib buruk hanya karena mereka datang dari kelompok yang tak beruntung, seperti para petani, kaum buruh, dan guru. Sementara itu, banyak yang dengan mudahnya mendapatkan kekayaan hanya karena mereka datang dari kelompok elite atau berhubungan dekat dengan para pejabat, penguasa, dan para tokoh masyarakat.

Akibatnya, kepercayaan rakyat terhadap rasionalitas intelektual menurun karena hanya dipakai para elite untuk membodohi kehidupan mereka saja. Sebaliknya, mereka lebih percaya adanya peruntungan yang digerakkan oleh nasib sehingga perdukunan dan perjudian dalam berbagai bentuknya semakin marak di mana-mana. Mereka memuja dan selalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan segala sesuatu dengan mudah dan cepat, baik kekuasaan maupun kekayaan. Korupsi lalu menjadi budaya jalan pintas dan masyarakat pun menganggap wajar memperoleh kekayaan dengan mudah dan cepat.

Budaya korupsi seakan memperoleh lahan yang subur karena sifat masyarakat kita sendiri yang lunak sehingga permisif terhadap berbagai penyimpangan moral dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, korupsi dianggap sebagai perkara biasa yang wajar terjadi dalam kehidupan para penguasa dan pengelola kekuasaan yang ada. Sejak dahulu kala, para penguasa dan pengelola kekuasaan selalu cenderung korup karena bisnisnya ya kekuasaan itu sendiri. Penguasa bukanlah pekerja profesional, yang harus pintar, cerdas, dan rajin, tidak digaji pun mereka mau asal mendapatkan kekuasaan karena kekuasaan akan mendatangkan kekayaan dengan sendirinya.

Dekonstruksi sosial

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada tekad presiden pilihan rakyat yang hendak melakukan percepatan pemberantasan korupsi, kita perlu merenungkan kembali dengan jernih apakah pemberantasan korupsi dapat dilakukan tanpa dekonstruksi sosial? Jangan sampai upaya pemberantasan korupsi seperti terperosok dalam sumur tanpa dasar yang tidak pernah dapat menyentuh landasannya dengan tepat dan benar.

Jangan sampai kita terperosok dalam kebencian dan konflik tanpa ujung pangkal. Semua proses hukum memang perlu ditegakkan tanpa pandang bulu, tetapi tak akan pernah cukup karena kompleksnya persoalan korupsi itu sendiri. Semua orang tahu korupsi ada dan besar, tetapi betapa sulitnya mencari bukti dan definisi, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Korupsi bukanlah hanya persoalan hukum saja, tetapi juga merupakan persoalan sosial, ekonomi, politik, budaya dan agama. Realitas sosial yang timpang, kemiskinan rakyat yang meluas serta tidak memadainya gaji dan upah yang diterima seorang pekerja, merebaknya nafsu politik kekuasaan, budaya jalan pintas dalam mental suka menerabas aturan, serta depolitisasi agama yang makin mendangkalkan iman, semuanya itu telah membuat korupsi semakin subur dan sulit diberantas, di samping karena banyaknya lapisan masyarakat dan komponen bangsa yang terlibat dalam tindak korupsi. Karena itu, dekonstruksi sosial tak bisa diabaikan begitu saja dan kita perlu merancang dan mewujudkannya dalam masyarakat baru yang antikorupsi.

Dekonstruksi sosial memerlukan tekad masyarakat sendiri untuk keluar dari jalur kehidupan yang selama ini telah menyengsarakannya. Perlu ada tobat nasional untuk memperbarui sikap hidup masyarakat yang antikorupsi karena ko- rupsi ternyata telah menyengsarakan bangsa ini secara keseluruhan. Tobat dalam agama adalah kesadaran total untuk tak mengulangi lagi perbuatannya karena memang perbuatan itu telah mencelakakan dirinya dalam dosa. Dengan tobat, dia akan menjadi manusia baru yang bebas dari pengulangan dosa-dosa lama yang telah diperbuatnya.

Tobat bukanlah basa-basi, tetapi komitmen transendental untuk menembus dan memasuki kehidupan baru yang lebih baik. Dan tanpa tobat nasional, rasanya pemberantasan korupsi seperti benang kusut yang sulit mengurainya. Tobat nasional diperlukan untuk memotong budaya korupsi yang selama ini telah menjadi cara hidup, berpikir, dan berperilaku masyarakat untuk mendapatkan kekayaan.

Tobat nasional harus dimulai dari imamnya, yaitu para pemimpin yang berada di puncak kekuasaan. Pemimpin yang bersih dan berketeladanan dapat menjadi rujukan perilaku rakyatnya. Pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan, yang dengan rendah hati bersedia melayani rakyatnya, karena sesungguhnya seorang pemimpin adalah pelayan rakyatnya. Pemimpin yang cerdas, yang mampu membaca tanda-tanda zaman untuk membawa rakyatnya ke arah masa depan yang lebih baik, jelas, dan terukur. Pemimpin yang tidak bertopeng atas kekuasaannya sehingga denyut dan jeritan rakyatnya segera tertangkap oleh hati nuraninya yang tidak bertopeng.

Topeng kekuasaan harus dibuka melalui mekanisme sistemik yang inheren dalam kehidupan masyarakat baru yang sudah bertobat, yang dibangun dan dikawal oleh kepemimpinan yang berkeladanan dan visioner. Mekanisme sistemik yang menyerap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kesejahteraan, kebebasan, dan kemandirian menjadi kekuatan spiritual yang akan bekerja secara otomatis untuk melakukan kontrol atas keseimbangan mekanisme internalnya sendiri. Sesungguhnya kehidupan masyarakat adalah suatu mesin hidup yang mekanismenya otonom dan sistemik. Kehidupan masyarakat akan sehat jika mekanisme internalnya terkendali oleh spiritualitas kemanusiaan universal yang melandasi kehidupan manusia itu sendiri.

Dekonstruksi sosial bukanlah antitesis dari tesis yang ada, tetapi suatu sintesis dari keunggulan-keunggulan kemanusiaan dan bersifat dinamis melalui proses dialektik yang akan terus-menerus memperbarui dirinya. Sebagai sintesis, dekonstruksi sosial merupakan rajutan-rajutan baru yang terbuka secara terus-menerus, dan keterbukaan merupakan prasyarat utama dalam proses pembaruan itu sendiri.

Dekonstruksi sosial harus melahirkan sistem kehidupan masyarakat baru yang terbuka dan semua urusan publik tidak lagi bertopeng. Rasanya korupsi hanya bisa dikendalikan jika semua urusan publik dilepaskan dari pemujaan atas topeng-topeng kekuasaan yang ada.

Musa Asyárie Guru Besar dan Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sumber: Kompas, Jumat, 28/1/05

Saturday, April 26, 2008

Mario Si Manusia Pipa

Dear Clubber


Mungkin kisah menarik berikut bisa membuka wawasan kamu semua, kisah lagi nich, emang lagi pada hobi berkisah. Ya tapi kisah yang bukan sekedar dongeng belaka. Kalau posting sebelumnya tentang si Bob dan Bib tambah lelaki tua (figurannya kaleee) sekarang kisah dua bersaudara Mario dan Lugi. Oke...silahkan kamu baca, hayati, mengerti, dan praktekkan....


Dua Bersaudara Mario dan Lugi


Alkisah di suatu desa hidup dua orang saudara sepupu yang bernama Mario dan Lugi. Mereka adalah anak muda yang memiliki cita-cita tinggi seperti anda. Mereka pun berkhayal, suatu hari nanti akan menjadi orang terkaya di desanya, begitu pula dengan anda bukan? Kesempatan yang di tunggu datang, kepala desa tempat tinggal mereka menawarkan pekerjaan untuk mengambil air dari mata air dibukit yang jaraknya kira-kira 10 km, sedangkan desa mereka selalu kekurangan air.


Akhirnya kedua pemuda ini menyanggupinya dengan berbekal masing-masing 2 ember, mereka mulai bekerja mengambil air dari mata air di bukit dan dibawa ke bak penampungan yang masing-masing sudah mereka siapkan di desa. Menjelang sore mereka sudah bisa memenuhi bak penampung air mereka masing-masing, dan kepala desa menggaji mereka sesuai dengan jumlah ember yang mereka bawa.


si Lugi berseru "Wah, cita-cita kita bisa terkabul kalau mendapat rezeki sebanyak ini setiap hari". Namun Mario tidak yakin begitu saja. Punggungnya nyeri dan kedua telapak tangannya lecet-lecet akibat membawa 2 ember yang berat. Keesokan harinya ia berpikir keras bagaimana caranya membawa air dari mata air di bukit ke desanya.


"Lugi saya punya rencana, dari pada kita mondar-mandir membawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa sen, lebih baik kita membuat saluran pipa saja dari mata air di bukit ke desa kita". Lugi menghentikan langkahnya "Saluran pipa! ide dari mana ?" seru Lugi. Kita kan sudah mempunyai pekerjaan yang bagus, Mario.


Saya bisa membawa 100 ember sehari, dengan upah 10 sen per ember, berarti penghasilan kita bisa 1 dollar per hari. Saya akan menjadi orang kaya! pada akhir minggu saya bisa membeli baju baru, akhir bulan bisa membeli seekor sapi. Kemudian pada akhir bulan ke enam saya sudah bisa mulai membangun rumah baru, tidak ada pekerjaan yang begitu menguntungkan seperti ini di desa.


Pada akhir minggu, kita dapat libur. Setiap tahun kita bisa cuti selama 1 minggu dengan gaji utuh, kita akan memiliki kehidupan yang layak! Jadi buang jauh-jauh pikiran untuk membangun saluran pipa". Namun Mario tidak mudah putus asa. "Akhirnya Mario memutuskan untuk BEKERJA PARUH WAKTU. Ia tetap bekerja mengangkut ember-ember air, namun ia meluangkan separuh waktunya serta akhir minggu untuk membangun saluran pipanya. Ia menyadari, akan sangat sulit baginya untuk menggali saluran di tanah yang berbatu-batu dan lantaran upahnya berdasarkan jumlah ember yang diangkut, maka penghasilannya pun otomatis menurun.


Mario tahu betul akan membutuhkan waktu 1 hingga 2 tahun, sebelum saluran pipanya bisa mengalirkan air. Namun ia yakin akan impian dan cita-citanya. Oleh karena itu Ia dengan tekun giat bekerja.

Lugi dan orang-orang desa lainnya mulai mengejek Mario. Mereka menyebutnya "Mario si Manusia Pipa". Lugi yang penghasilannya 2 kali lipat dari Mario terus membangga-banggakan barang baru yang telah dibelinya, Ia sudah bisa membeli seekor keledai, Ia memarkir keledai barunya di samping rumah barunya yang 2 lantai, Ia pun membeli baju-baju baru dan mewah. Orang-orang desa menyebutnya "Mr. Lugi". Mereka selalu menyambutnya kalau dia mentraktir mereka makan dan minum.


Sementara Lugi berbaring santai pada sore hari di akhir minggu, Mario tetap terus menggali saluran pipanya. Pada bulan-bulan pertama, Mario memang tidak bisa menunjukkan hasil usahanya. Karena pekerjaannya memang berat, bahkan lebih berat dari pekerjaan Lugi, Karena Mario harus bekerja di malam hari maupun di akhir minggu.


Namun Mario selalu diingatkan kata hatinya "Masa depanmu sesungguhnya dibangun dari perjuangan yang dilakukan hari ini". dari hari ke hari terus menggali, dari cm demi cm menjadi 1 meter, 10 meter 50 meter, lalu 1 km dan seterusnya.


Bulan berganti bulan, Mario menyadari bahwa saluran pipanya sudah 3/4 jadi, berarti hanya perlu berjalan seperempat dari jarak yang biasa ditempuhnya untuk mengisi ember saat-saat penyelesaian saluran pipanya semakin dekat.


Saat beristirahat Mario melihat sepupunya yang terus mengangkuti ember-ember, punggung Lugi makin lama makin membungkuk. Dia menyeringai kesakitan, jalannya makin lamban. Lugi merasa sedih dan kecewa karena menyadari bahwa kerjanya terus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya. Lugi juga semakin jarang bersantai-santai, dan tidak lagi suka mentraktir teman-temannya, bahkan teman-temannya mengejeknya "Lugi si Manusia Ember".


Akhirnya Mario berhasil menyelesaikan saluran pipanya dari mata air di bukit menuju ke bak penampungan air di desanya. Mario tidak perlu lagi membawa-bawa ember, airnya terus mengalir bahkan saat ia sedang bekerja atau tidak.


Semakin banyak air mengalir semakin banyak uang mengalir di kantongnya. Mario si manusia pipa telah menjadi Mario si manusia ajaib. Para pemuka desa memujinya bahkan memintanya untuk menjadi kepala bupati. Namun Mario paham betul bahwa yang dicapainya bukan suatu keajaiban, melainkan hanya langkah awal pencapaian cita-cita yang besar.


Mario ternyata memiliki rencana jauh lebih besar dari pada yang sudah dilakukan di desanya, yaitu membangun saluran pipa di seluruh dunia. Mari membangun saluran pipa kamu sendiri yaitu saluran pipa uang anda dan mulailah mengaliri rekening bank kamu, boleh menikmati hidup tapi jangan banyak hura-hura. Dugem oke, tapi kerja, kuliah, sekolah, jangan diabaikan. Sukses untuk kalian semua Clubber disini. Blog ini emang hebat, salut buat yang bikin :-)


Diambil dari www.trickbisnis.com

Sebuah Kisah Untuk Pencerahan

Dear Friend....
Kadang-kadang kita selalu menunda semua keinginan kita, menunda begitu banyak kebahagiaan yang seharusnya kita dapat. Saat sampai di ujung jalan, baru kita tahu betapa bodohnya kita, nah teman-teman ini ada kisah yang akan aku share ma kalian semua....silahkan dibaca dan dihayati..

Permennya Lupa Dimakan


Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama. Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.



Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.


Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat."


Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"


Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.


Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.


Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.


Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.


Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti...nanti pada waktu saya sudah menikah...nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "


Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa 'nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat...target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.


Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; memberikan beasiswa kepada anak-anak kurang mampu, memberikan sebagaian harta kita kepada kaum papa, dll. dengan hal itu,
terasa sekali hidup ini menjadi lebih indah.


Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.


"Hadirlah sepenuhnya pada saat 'sekarang' ! Nikmati hidup kamu,
Hidup ini bukan tentang berapa banyak yang kamu kumpulkan. Tapi tentang bagaimana cara kamu menikmatinya."


http://dproject18.multiply.com/journal

Pengembangan Biofuel: Si Miskin Versus Si Kaya?

Dear Clubber

Dulu manusia kehabisan energi saat kayu bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin uap mulai habis, lalu manusia beralih ke bahan bakar fosil. Kini, bahan bakar fosil telah menipis manusia pun berpikir untuk mencari energi alternatif diantaranya adalah tenaga surya dan biofuel. Nah ini ada artikel mengenai biofuel dari seorang peneliti untuk menambah pengetahuan teman-teman clubber semua.

Pengembangan Biofuel: Si Miskin Versus Si Kaya?

Oleh: Wayan R. Susila

Peneliti di Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI)

Jika tidak direncanakan secara sitematis dan komprehensif, pengembangan biofuel dapat menjadi ajang rebutan antara lebih dari 2 miliar penduduk miskin untuk memperoleh makanan melawan 800 juta mobil dan jutaan mesin untuk biofuel. Esensinya, ini adalah rebutan antara Si Miskin melawan Si Kaya, yang pemenangnya mudah ditebak.

Harga minyak bumi (BBM) akhir-akhir ini terus meroket dan sudah menembus diatas US$ 70 per barrel. Di tambah dengan gejolak di Timur Tengah, berbagai ketegangan politik di berbagai negara, serta cadangan BBM yang juga semakin menipis, harga BBM yang tinggi sepertinya harus kita terima sebagai suatu kenyataan; yang bisa dilakukan adalah mensiasati kenyataan tersebut dengan respon/strategi yang kreatif, tanpa harus menimbulkan masalah-masalah baru pada masa mendatang.

Gencarnya peningkatan produksi minyak berbahan baku produk pertanian atau nabati (biofuel) dinilai merupakan salah satu respon yang bijaksana. Di samping bersifat renewable , strategi tersebut mempunyai banyak dampak posistif seperti ramah lingkungan, berbahan baku sumberdaya domestik, membuka lapangan kerja baru di pedesaan, sampai dengan argumen ketahanan energi untuk negara. Sejalan dengan kecenderungan ini, tidak salah kalau pemerintah Indonesia secara gencar merencanakan dan melaksanakan berbagai program untuk secara bertahap meningkatkan produksi biofuel dengan bahan baku CPO dan minyak jarak.

Strategi pengembangan biofuel sudah merupakan strategi gobal, bahkan sudah dimulai sejak tahun 1970-an. Pada saat tersebut, harga BBM meningkat tajam sehingga negara importir menganggapnya sebagai suatu krisis BBM. Brazil dan juga Amerika Serikat merupakan contoh negara yang mempelopori pegembangan biofuel untuk merespon krisis tersebut. Namun, ketika harga minyak melemah, program tersebut mengalami stagnasi seperti yang terjadi tahun 1990-an. Ketika sekarang harga minyak melambung, semua negara seperti disadarkan untuk kembali mengembangkan biofuel.

Secara global, ada beberapa bahan baku untuk menghasilkan biofuel. Untuk bioethanol, bahan baku yang sudah lama dikenal bersumber dari tebu dan beet. Untuk biodiesel, bahan baku yang digunakan adalah CPO, minyak kelapa, minyak kedele, dan reep seed . Secara ekonomis, jika harga minyak terus tinggi, biofuel tersebut akan kompetitif. Sebagai contoh, Brazil memproduksi ethanol dengan biaya produksi hanya US$ 0.16/liter atau sekitar US$ 26 per barrel. Amerika serikat dengan bahan baku jagung dapat memproduksi ethanol, walau belum efisien, dengan biaya produksi US$ 59 per barrel barrel. Negara-negara Eropa barat maupun Indonesia dan Malaysia diperkirakan dapat memproduksi biofuel dengan biaya produksi lebih mahal dari Brazil namun dibawah biaya produksi Amerika Serikat. Dengan demikian, jika harga minyak diatas US$ 60 per barrel, hampir semua negara akan kompetitif untuk memproduksi biofuel.

Dari sudut efisiensi energi yang dihasilkan, biofuel termasuk efisien walau ada variasi yang lebar. Biofuel berbahan baku tebu termasuk yang paling efisien dalam menghasilkan energi. Dalam hal ini, untuk satu unit energi yang digunakan, biofuel berbahan baku tebu menghasilkan 8 unit energi. Biofuel berbahan baku beet dan jagung masing-masing menghasilkan 1.9 dan 1.5 unit energi, untuk setiap satu unit energi yang digunakan untuk proses produksi.

Jika dari berbagai faktor tadi sangat mendukung pengembangan industri biofuel, maka produk pertanian akan ada di persimpangan jalan, yaitu mau diproses menjadi makanan ( food ) atau bahan bakar minyak ( fuel ). Kedua produk tersebut sangat strategis bahkan diyakini akan semakin strategis pada dekade-dekade mendatang. Salah satu inti sari dari situasi ini adalah menempatkan kembali sektor pertanian ke posisi yang semakin strategis pada masa mendatang. Sektor pertanian tidak lagi menjadi sektor yang dimarjinalkan, tetapi akan menjadi salah satu sektor yang menentukan nasib suatu bangsa.

Situasi tersebut secara umum akan berdampak positif pada kinerja sektor pertanian. Produk pertanian kini melayani dua permintaan yaitu dari pasar tradisional yaitu industri makanan, pakan, dan sandang dan industri biofuel. CPO bisa dijual ke industri minyak goreng yang berakhir di supermarket atau ke industri biofuel yang berakhir di SPBU. Tebu bisa berakhir di pasar dalam bentuk gula atau berakhir di SPBU dalam bentuk bioethanol.

Bagi sektor pertanian, perluasan pasar tersebut tentu akan berdampak positif. Perluasan pasar tersebut jelas akan memberi tekanan pada kenaikan harga serta stabilitas harga produk pertanian. Situasi ini berpotensi untuk memperbaiki kinerja sektor pertanian termasuk peningkatan pendapatan petani. Dalam jangka pendek, perluasan pasar ini akan mampu mengurangi surplus produksi produk-produk pertanian di pasar internasional.

Di sisi lain, situasi ini berpotensi untuk memperburuk situasi ketahanan pangan, apalagi bagi negara-negara yang net-importir dalam pangan atau negara-negara yang jumlah penduduknya relatif banyak. Kenaikan harga pangan juga berdampak negatif terhadap penduduk miskin yang di dunia jumlahnya lebih dari 2 miliar orang. Indonesia termasuk kelompok negara tersebut, karena jumlah penduduknya relatif besar, jumlah penduduk miskinnya juga termasuk tinggi, dan masih banyak mengimpor bahan pangan yang dapat diolah menjadi biofuel seperti gula, kedele, dan jagung.

Jika situasi tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka secara global, akan terjadi ”perkelahian” lebih dari 2 miliar penduduk miskin di dunia untuk memperoleh makanan dengan 800 juta mobil dan jutaan mesin/pabrik. Pada dasarnya, ini adalah rebutan antara 2 miliar Si Miskin melawan Si Kaya yang meliki mobil dan pabrik/mesin. Untuk Indonesia, situasi ini bisa menjadi ajang rebutan antara sekitar 30 juta penduduk miskin dengan pemilik mobil dan mesin di Indonesia. Kekhawatiran yang muncul adalah karena yang miliki mobil dan mesin adalah mereka yang lebih kuat, baik dari sisi ekonomi, sosial, dan politik, mereka akan dapat memenangkan perebutan tersebut, dimulai dengan menggunakan cara yang paling halus dan logis, sampai dengan yang yang ”kasar” melalui berbagai rekayasa ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Korbannya jelas Si Misksin yang justru dibuatnya semakin kelaparan, karena akses terhadap pangan akan semakin sulit serta harga pangan yang meningkat.

Dampak negatif lain yang perlu diantisipasi terhadap siatuasi ini adalah percepatan degradasi lahan. Kecenderungan global untuk mempercepat pengembangan industri biofuel jelas akan memberi insentif untuk peningkatan produksi pertanian. Ini berarti, perluasan lahan pertanian tampaknya tidak dapat dihindarkan. Jika tidak upaya-upaya pemerintah untuk mengendalikan perluasan tersebut, penebangan hutan untuk perluasan lahan pertanian akan semakin mengkhawatirkan. Situasi ini tentu akan sangat membahayakan kondisi lingkungan Indonesia yang sudah sangat-sangat kritis. Banjir, longsor, kebakaran hutan, kabut asap, silih berhanti yang menimpa Indonesia, merupaskan indikator kritisnya kondisi lingkungan di Indonesia..

engembangan industri biofuel jelas merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk memperbaiki kinerja sektor pertanian, termasuk nasib petaninya, serta perekonomian Indonesia secara nasional. Namun demikian, jika tidak direncanakan dengan sistematis dan komprehensif dengan wawasan jauh kedepan, peluang tersebut dapat menjadi sumber bencana baru bagi rakyat miskin, ketahan pangan, dan degredasi lingkungan. Mumpung masih dalam posisi baru dimulai, pemerintah seyogyanya segera menyusun blue print yang komprehensif, bukan ”asal blue print ” yang disusun secara terburu-buru, sekedar memenuhi syarat administratif dan sudah dianggap antisipatif. Kalau sudah punya yang memang benar-benar komprehensif, syukurlah, kita tinggal menunggu realisasinya.

Jgn Klik! Jk Tidak Suka Investasi!!!

Tidak Usah Cari Duit, Sekarang Bikin Saja

Yang Kepengen Dapat Uang Gratisan Dari Internet

Soccer Wife & Girlfriend (WAG's)

Interacial Relationship

Mas Joko Hujan Duit

Sex Polygamy and Culture

Hot Kiss Sample

Trik Aliri Rekeningmu Dengan Rupiah Setiap Hari Semaumu

Sexy Racing Girls